Posted by : cacatan harian isti
Sabtu, 23 April 2016
USULAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
NEBULA EKSTRAK AQUADES DAUN
BUAS-BUAS ( Premna serratifolia)
SEBAGAI PENURUN HIPERTENSI
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS
(PKM-GT)
Diusulkan oleh :
Isti’anah
131620523 Angkatan 2013
Ida Noviati 131630249
Angkatan 2013
Nur Hafidzah 131510589 Angkatan
2013
Elsa Mayora Sari
141620658 Angkatan 2014
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
20
|
|
|
|
|
1
|
Judul Kegiatan
|
:
|
Nebula Ekstrak Aquades Daun Buas-buas (Premna Serratifolia) Sebagai Penurun
Hipertensi
|
|
2
|
Bidang Kegiatan
|
:
|
PKM-GT
|
|
3
|
Ketua Pelaksana Kegiatan
|
|
|
|
|
a. Nama Lengkap
|
:
|
Isti’anah
|
|
|
b. NIM
|
:
|
131620523
|
|
|
c. Jurusan
|
:
|
Pendidikan Kimia
|
|
|
d. Universitas/Institut/Politeknik
|
:
|
Muhammadiyah Pontianak
|
|
|
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP
|
:
|
Jl. Adi Sucipto,Gg. Asr. Gatot
Subroto II, Blok G No.133
(085388993954)
|
|
|
f. Alamat email
|
|
|
|
4
|
Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis
|
:
|
3 Orang
|
|
5
|
Dosen Pendamping
|
|
|
|
|
a. Nama Lengkap dan Gelar
|
:
|
Dini
Hadiarti.MSc
|
|
|
b. NIDN
|
:
|
1120058602
|
|
|
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
|
:
|
Jln.
A.Yani No 111 Gg Padaherang No 11 Pontianak/085575226411
|
Pontianak, 19 September 2014
|
Menyetujui,
Ketua
Program Studi ,
(Dini
Hadiarti, S.Si, M.Sc)
NIDN
1120058602
|
Ketua Pelaksana
Kegiatan,
( Isti’anah)
NIM. 131620523
|
|
Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan,
(Ir. Rachimi, M.Si.)
NIDN. 0029046802
|
Dosen Pendamping,
(Dini Hadiarti,S.Si, M.Sc)
NIDN. 1120058602
|
|
|
|
|
|
|
Halaman
|
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
|
|
HALAMAN
PENGESAHAN ..............................................................................ii
|
|
DAFTAR
ISI .......................................................................................................iii
|
|
RINGKASAN
.....................................................................................................
iv
|
|
BAGIAN
INTI ......................................................................................................1
|
|
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................3
|
|
BAB 2. GAGASAN
..............................................................................................7
|
|
BAB 3. KESIMPULAN
.......................................................................................9
|
|
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................10
|
|
BAB 5. DAFTAR LAMPIRAN
.........................................................................12
|
|
Lampiran 1.
Biodata Ketua, Anggota dan DosenPembimbing ...........................12
|
|
Lampiran 2.
Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ........... 22
|
|
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Tim
..........................................................26
|
RINGKASAN
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan distoliknya
diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi perdarahan otak, gagal
jantung, gagal ginjal, dan kebutaan karena pecahnya pembuluh darah. Disebut
dengan “The Silen Killer” atau
pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan
gejala. Penggunaan obat hipertensi modern dapat menimbulkan efek samping, oleh
karena itu, obat tradisional biasa menjadi pilihan, salah satunya mentimun.
Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan hipertensi adalah daun buas-buas (Premna serratifolia). Tujuan untuk mengetahui ekstraks aquades daun
buas-buas (Premna serratifolia) terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan rancangan penelitian eksperimen. Kriteria subjek adalah
penderita hipertensi, berusia > 20 tahun, tidak menderita penyakit
penyerta/komplikasi, tidak merokok, tidak menjalani terpi diet, tidak menjalani
latihan fisik, tidak melakukan terapi akupuntur, tidak menjalani relaksasi
progresif, bersedia menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa baik tekanan darah sistole maupun diastole terjadi penurunan secara
bermakna setelah diberikan nebula ekstrak aquades daun buas-buas (Premna
serratifolia). Rata-rata penurunan
tekanan sistolik 20,32 mmHg dan Diastolik 7,09 mmHg. Hasil Uji statistik
didapatkan p value < 0.05 disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian nebula
ekstrak aquades daun buas-buas (Premna
serratifolia) terhadap penurunan
tekanan darah.
Kata kunci : daun buas-buas, nebula
penurun hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Menurut data WHO, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara
sedang berkembang, termasuk Indonesia (Ana, 2007). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi
dibagi dua golongan yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya
(idiopatik) dan hipertensi sekunder yang diketahui penyebabnya seperti gangguan
ginjal, gangguan hormon, dan sebagainya. Jumlah penderita hipertensi esensial
sebesar 90-95%, sedangkan jumlah penderita hipertensi sekunder sebesar 5-10%.
Pengobatan
hipertensi biasanya ditujukan untuk mencegah
mortalitas akibat hipertensi. Pilihan obat bagi masing-masing penderita
hipertensi bergantung pada efek samping metabolik dan subjektif yang
ditimbulkan, adanya penyakit lain yang mungkin diperbaiki atau diperburuk untuk
antihipertensi yang dipilih, adanya pemberian obat lain yang mungkin
berinteraksi dengan antihipertensi yang diberikan ( Ikawati, dkk, 2008).
Keputusan
penggunaan obat selalu mengandung pertimbangan manfaat dan risiko. Keamanan
pemakaian obat antihipertensi perlu diperhatikan. Meminimalkan risiko
pengobatan dengan meminimalkan masalah ketidakamanan pemberian obat. Tujuannya
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan risiko minimal. Mekanisme
pengamanannya berupa pemantauan efektifitas dan efek samping obat (Ikawati dkk,
2008). Efektivitas dan efek samping dari obat Hidroklortiazid, Kaptopril dan
Amlodipin terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi.
Dari
60 pasien yang diberikan pengobatan dengan Kaptopril, 10 orang (16.7%)
mengalami efek samping dan 50 (83.3%) orang tidak mengalami efek samping. Batuk
kering merupakan efek samping yang paling sering terjadi. Efek samping lain
dapat berupa rash, eugesia(gangguan pengecapan), edema angioneurotik, hipotensi
simtomatik, gagal ginjal akut, dan proteinuria
(Ganiswarna,1995). Penelitian yang dilakukan oleh Ikawati dkk, (2008),
menunjukkan persentase munculnya efek samping pemakaian kaptopril sebesar
43,2%. Sedangkan hasil penelitian oleh Prasetio dan Chrisandyani (2009) efek
samping kaptopril sebanyak 8,9%. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase
kejadian efek samping akibat pemakaian Kaptopril sebesar 10 kejadian (16.7%)
dari 60 orang yang mendapatkan Kaptopril. Dari 102 pasien yang diberikan
pengobatan Amlodipin, 27 orang (26.5%) mengalami efek samping dan 75
orang(73.5%) tidak mengalami efek samping. Efek samping yang sering terjadi
akibat pemakaian Amlodipin adalah : edema, sakit kepala, flushing, takikardia/palpitasi,
dispepsia, dizziness, nausea (Pessina,1997). Penelitian yang dilakukan oleh
Prasetio dkk (2009) mendapatkan bahwa terdapat 11,9% angka kejadian efek
samping pemakaian amlodipin. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase
kejadian efek samping akibat pemakaian Amlodipin sebesar 27 kejadian (26.5%)
dari 102 orang yang mendapatkan Amlodipin.
Masyarakat telah menggunakan solusi yang mengenai daun buas-buas
yang banyak kandungannya serta khasiatnya. Masyarakat juga mempercayai bahwa
daun buas-buas merupakan sejenis tanaman yang sukar ditemui kecuali tumbuh di
kampung-kampung atau di tanam dengan segelintir oleh masyarakat yang telah
mengetahui khasiatnya. Pemanfaatan daun buas-buas ini sebagai pengobatan
tradisional yang secara alami yang dapat digunakan untuk melancarkan ASI ibu,
mengobati masuk angin, membantu proses pembekuan darah, mengatasi masalah
cacingan pada anak, meningkatkan selera makan, mengawetkan beberapa makanan
lauk-pauk dan sebagai ulam maupun masakan-masakan seperti sayur, urap, lalapan
dan sebagainya. Sejak akhir-akhir ini daun buas-buas semakin popular
terutamanya di kalangan pengindap penyakit SARS dan jenis penyakit akut yang
datang tak menentu seperti H1N1. Daun buas-buas turut dicari oleh orang awam
yang menyadari khasiat yang terkandung didalamnya (Zainura,2012).
1.2 TUJUAN
Berdasarkan
gagasan tertulis yang dibuat, tujuan dari penulisan ini adalah
a)
Untuk mendapatkan kemampuan
aktivitas formulasi
nebula ekstrak daun buas-buas(Premna serratifolia)
untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
b) Mempelajari adanya pengaruh
nebula ekstrak daun buas-buas (Premna
serratifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi).
1.3
MANFAAT
a) Bagi
mahasiswa sebagai penerapan ide penelitian tanaman obat.
b) Bagi
masyarakat sebagai informasi obat tradisional ekonomis yang dapat menurunkan
tekanan darah tinggi (hipertensi).
c) Bagi
pemerintah sebagai referensi obat tradisional sehingga dapat di kembangkan
penelitian lebih lanjut tentang penerapan di masyarakat.
BAB II
GAGASAN
2.1
Patogenesis
Penyakit Hipertensi
Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin, J.
Elizabeth. 2000 ).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi ( Corwin, J. Elizabeth. 2000).
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi ( Corwin, J. Elizabeth. 2000).
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Sembilan
puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya yang dikenal
dengan hipertensi essensial atau hipertensi primer, dan sisanya (5%) adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yang dikenal dengan hipertensi
sekunder. Penyakit hipertensi adalah hasil interaksi dari faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor yang tidak dapat diubah
selain beberapa faktor lainnya seperti umur dan jenis kelamin. Sementara itu
faktor lingkungan yang berperan dalam patofisiologi hipertensi adalah asupan
garam, stress, obesitas, dan lain-lain.
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, permasalahan penderita hipertensi dalam
penyembuhan, mereka mengkomsumsi obat anti-hipertensi secara terus-menerus seperti
angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin-receptor
blocker (ARB), α-blocker, calcium channel blocker (CCB), dan
diuretik tiazid, akan mengurangi komplikasi akibat hipertensi. Oleh karena itu
pengembangan obat herbal yang potensial untuk penanganan hipertensi dapat
menjadi alternative solusi. Sejak itulah banyak peneliti untuk membuat obat herbal
dan ramuan dari daun-daunan pada tanaman yang digunakan untuk mengatasi tekanan
darah tinggi. Obat herbal yang ditemukan oleh peneliti tersebut yaitu daun
buas-buas, air rebusan sledri, jus
mentimun, olive atau biji zaitun, dan
lainnya.
2.2 Daun Buas-buas (Premna Serratifolia) Secara Umum dan Kegunaannya Dalam Kesehatan
Tanaman
buas-buas ditemukan oleh Christian, pada tahun 1899 M dengan nama latin Premna integrifolia, Premna Obtosifolia (Tuhke
en pohnpei, 1992 M), Premna serratifolia
(sra in ain kosrae 1993 M), Premna
gaudichaudii (Rehg and sohl, 1979 M). Tanaman buas-buas dikenal dengan
sebutan bebuas, beruas, buas-buas, ambong-ambong laut, pecah
piring, singkil, atau limau pantai atau nama saintifiknya Premna
Sp. Biasanya
dijajakan di pasar tani sebagai sayur ulam. Pokok bebuas ini mempunyai khasiat tersendiri kepada kesehatan. Air rebusan dan pucuk herba bebuas dipercayai oleh masyarakat Melayu
sebagai penyembuhan masalah pening kepala. Pucuk daun
buas-buas yang mentah
kadang-kadang masyarakat terutama bagi ibu-ibu rumah tangga membuatnya dengan
cara dicelur atau direbus maupun dimakan bersama sambal belacan, budu, cencaluk, atau pencecah yang lain.
Rasanya manis-manis pedas dan sedikit pahit serta rangup dan berbau. Pokok herba ini merujuk kepada
tumbuhan renek berbatang lembut. Dengan kebiasaannya pokok herba ini mempunyai batang yang lembut dan berair. Pokok-pokok herba telah lama
digunakan oleh orang-orang
Melayu dan Cina sebagai bahan ubat atau
penguat tenaga (Sumarti, 2013).
Daun pokok buas-buas berwarna hijau
muda ini tumbuh dengan tangkai berhadapan. Daunnya tunggal, lebar, bertepi
rata. Hujung daun meruncing tajam. Pokoknya tumbuh tinggi menegak yang memiliki
bunga warna putih, bentuk lonceng. Bunganya berbau terasa kuat dan menusuk
hidung yang dipercayai oleh masyarakat mempunyai nilai khasiat perobatan. Pokok
muda berbatang coklat manakala yang batangnya sudah tua berwarna kelabu. Daun
sedap ini dibuat ulam karena rasa pucuknya manis. Menurut orang cina yang
mengetahui khasiatnya, daun pokok ini berkhasiat mencegah atau melawan penyakit
yang disebarkan virus yang terawang di udara yaitu seperti penyakit SARS.
Pucuknya boleh dijadikan ulaman harian. Dipercaya masyarakat dapat merawat badan
berangin dan sesuai digunakan oleh
perempuan dalam berpantang. Menurut
pengamalnya, dengan memakan ulam pucuk daun buas-buas akan mampu mencegah
penyakit terjangkit. Pengamalnya jarang mendapat demam selama mengkomsumsinya atau
batuk-batuk meskipun telah panjat usia. Selain itu, daun buas-buas mungkin
boleh mencegah kencing manis, darah tinggi
dan batu sebagainya kerana pengamalnya tidak mendapat penyakit ini
(Dzulkarnain, 1996).
Klasifikasi Daun
Buas-buas Klasifikasi daun buas-buas
adalah sebagai berikut (Anonim, 2015) :
|
Kingdom
|
:
|
Platae
|
|
Divisi
|
:
|
|
|
Kelas
|
:
|
|
|
Order
|
:
|
|
|
Famili
|
:
|
|
|
Genus
|
:
|
Premna
|
|
Spesies
|
:
|
Premna Serrafotolia
|
2.3 Potensi Apigenin
yang Bersumber dari Ekstraksi Daun
Buas-buas (Premna Serratifolia) di
Indonesia
Apigenin
adalah suatu zat aktif yang ditemukan sangat
berlimpah pada daun buas-buas. Apigenin sendiri berasal dari proses
ekstraksi daun buas-buas yang banyak ditemukan di Indonesia. Penggunaan apigenin
dinilai sangat mudah diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia merupakan
salah satu Negara yang menghasilkan tanaman obat-obatan tersebar pada setiap daerah
di Indonesia, walaupun biasanya keberadaan tanaman ini masyarakat lainnya belum
mengetahui manfaat daun buas-buas dengan baik. Pemanfaatan tanaman ini dapat
menghasilkan pendapatan baru untuk perkembangan dunia kesehatan khususnya dalam
bidang herbal medicine. Nama lain dari apigenin adalah apigenine;
apigenol; chamomile; C.I. natural yellow 1;2-(p-hydroxyphenyl)-5,7dihydroxy-chromone;
spigenin; 4',5,7trihydroxyflavone termasuk dalam kelas flavon dari flavonoid. Sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa apigenin mempunyai pengaruh antioksidan
yang kuat (Brith, D.F 1997). Peran apigenin dalam dunia kesehatan saat
ini terbilang sangat potensial dan menjanjikan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh ching chow cen, apigenin yang terdapat di dalam mempunyai kemampuan
mengurangi insiden penyakit hipertensi (Ching Chow Chen, 2004). Selain itu, apigenin merupakan suatu flavon yang potensial
untuk diterapkan dalam dunia kesehatan khsususnya sebagai agen kuratif dan
preventif pada penyakit penyakit hipertensi.
2.4 Cara Ekstraksi dari Daun Buas-buas (Premna Serratifolia)
Infundasi
adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90° C selama 15
menit. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan – bahan
nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Cara
ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional.
Dengan beberapa modifikasi cara ini sering digunakan unuk membuat ekstrak. Infus
dibuat dengan cara : Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga empat kali bobot bahan, dan untuk karagen 10 kali bobot
bahan. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu
900 –980 C.
Umumnya
untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Hal ini disebabkan karena
kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6
bagian. disesuaikan dengan cara penggunaanya dalam pengobatan, misalnya daun
kumis kucing, sekali minum infus 100 cc, karena itu di
ambil 1/2 Bagian. Berlendir, misalnya karagen digunakan
1 1/2 bagian. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis
digunakan 1/2 bagian.
Untuk
memindahkan penyarian kadang – kadag perlu ditambahkan bahan kimia misalnya
Asam Sitrat untuk infus kina, Kalium atau Natrium karbonat untuk infus
kelembak. Penyarian dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang
mengandung bahan yang mudah menguap.
2.5
Ekstrak Aquades Daun Buas-buas (Premna
Serratifolia) dalam Mekanisme Kerjanya
sebagai Formulasi Nebula Untuk Menurunkan Hipertensi
Ekstraksi daun buas-buas (Premna Serratifolia) menghasilkan zat aktif
apigenin yang sangat melimpah. Kandungan apigenin dalam ekstraksi
daun buas-buas (Premna Serratifolia) memliki peranan sebagai
berikut:
1.
Peran dalam ekstrak daun buas-buas (Premna Serratifolia) sebagai flavonoid
Flavonoids dikenal sebagai
salah satu substansi antioksidan yang berkekuatan sangat kuat hingga dapat
menghilangkan efek merusak yang terjadi pada oksigen dalam tubuh manusia.
Menurut penelitian Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa
fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Senyawa ini terdiri dari lebih
dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan
tumbuhan.Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan
flavonoid.
Manfaat flavonoid
antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis
dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah
keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Fungsi flavonoid
sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS)
dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam
pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak,
diabetes, encok/rematik, hipertensi, migren, wasir, dan periodontitis (radang
jaringan ikat penyangga akar gigi).
Selain itu flavonoid juga berfungsi
sebagai :
• melindungi struktur sel dalam tubuh
• meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh
• sebagai obat anti inflamasi
• mencegah pengeroposan tulang
• sebagai antibiotik
• sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak diketahui dan dipublikasikan
• mengahambat pertumbuhan kolesterol jahat LDL dalam darah
• mencegah terjadinya atherosklerosis, suatu keadaan di mana dinding arteri menjadi lebih tebal
• membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
• melindungi struktur sel dalam tubuh
• meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh
• sebagai obat anti inflamasi
• mencegah pengeroposan tulang
• sebagai antibiotik
• sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak diketahui dan dipublikasikan
• mengahambat pertumbuhan kolesterol jahat LDL dalam darah
• mencegah terjadinya atherosklerosis, suatu keadaan di mana dinding arteri menjadi lebih tebal
• membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
.
2.
Proses dan peran dalam ekstrak daun buas-buas (Premna serratifolia) sebagai agen nebula
1.
Proses pembuatan obat semprot (nebula) ini relative
mudah yaitu daun buas-buas terlebih dahulu dicuci, dikeringkan pada suhu kamar,
dihaluskan dengan Blennder, diambil
ekstraknya, dan yang terakhir ditambahkan bahan campuran. Bahan yang
digunakanpun mudah di dapat, mulai dari Daun Buas-buas dan pelarut aquades.
Hasil penelitian daun buas-buas sebagai nebula yang telah di kembangkan menjadi
obat semprot anti hipertensi ini kami namakan ‘BYE-BYE Hipertensi” dan
kelanjutannya akan dilakukan pendampingan pembuatan produk di Pontianak.
Harapannya terbentuknya sebuah rintisan Kelompok Usaha Masyarakat sebagai upaya
dalam peningkatan kesehatan masyarakat. kemas dalam kapsul
BAB III
KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2,
yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin
atau karena penyakit koartasio aorta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian hipertensi di
masyarakat adalah riwayat keluarga, perilaku merokok, aktivitas fisik, dan
konsumsi garam. Adapun untuk variabel konsumsi kopi merupakan faktor risiko
yang tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi karena secara hasil yang
didapatkan tidak bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryanto, Muzakar. 2012. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri
Terhadap
Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Pembangunan Manusia. Volume 6: No.1.
Gusmira, Sefni. 2012. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi
Konvensional Dan
Kombinasi Konvensional-Bahan Alam
Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Wilayah Depok.
Makara, Kesehatan, VOL.
16: NO. 2.
Jannah Mifthahul, Delmi Sulastri, Yuniar Lestari. 2013. Perbedaan
Asupan Natrium Dan Kalium Pada Penderita Hipertensi Dan Normotensi Masyarakat
Etnik Minangkabau di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Volume 2:
No. 3.
Dwipayanti, P.I. 2011. Efektivitas
Buah Belimbing Terhadap Perununan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Sumolepen Keluruhan Balongsari Kota Mojokerto. Jurnal Keperawatan. Volume 01 :
Nomor 01.
Kurniati, R. I. 2013. Uji Aktivitas
Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas-buas (Premna serratifolia) Dengan
Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) : Naskah Publikasi.
WHO (2012). Health education : concept, effective strategic and core competence.
Estearn Mediteranian.
Susalit, E. dkk 2013. Efektivitas ekstrak daun
zaitun (olive,olea europaea) dibandingkan dengan captropril dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi derajat 1. Jurnal kesehatan. Volume 26:
nomer 2
Herlinah, L. dkk. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1:
No. 2.
Bruner
dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC
Corwin,
J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Lampiran
1Biodata
Ketua, Anggota
dan DosenPembimbing
1.
Biodata ketua Pelaksana
A.
Identitas diri
|
1
|
Nama legkap
|
Isti’anah
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program
Studi
|
Pendidikan Kimia
|
|
4
|
NIM
|
131620523
|
|
5
|
Tempat dan Tanggal
Lahir
|
Grobogan, 05 Oktober 1993
|
|
6
|
E-mail
|
Istiana425@yahoo.com
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
085388993954
|
B.
Riwayat Pendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
MI HABIBIYAH TAMBAKSELO
|
SMP PGRI KUWU
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH TAM
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2000-2006
|
2006-2009
|
2009-2012
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah(Oral
Presentation)
|
No.
|
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
|
Judul Artikel
Ilmiah
|
Waktu dan
Tempat
|
|
1.
|
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah
|
Cara Baru Memahami Ilmu Kimia Serta Peranannya Untuk
Menguatkan Bidang-bidang Terapan
|
2 Maret 2014 di Gedung Derokteriat UNTAN
|
|
2.
|
Kuliah Umum Kerja Sama dengan Negara Qatar
|
Perkembangan Indonesia Atas Kerja Sama Dengan
Qatar
|
5 September 2014 di Gedung Seminar Universitas
Muhammadiyah Pontianak
|
|
3.
|
Launching Buku dan Mega Training
|
“Be Learning Plus”Agar Kuliah Tak Sekedar Status
|
28 September 2014 di Gedung Sport Center IAIN
Pontianak
|
|
4.
|
Seminar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
|
“Tingkatkan Kreativitasmu, Tulis Idemu dan Jadilah
Pemenangnya”
|
21 Februari 2015 di Gedung Aula Universitas
Muhammadiyah Pontianak
|
D.
Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi
Penghargaan
|
Tahun
|
|
1.
|
Juara I Cerdas Cermat
Agama
|
SMP PGRI KUWU
|
2007
|
|
2.
|
Juara I Pukul Air
|
SMP PGRI KUWU
|
2009
|
|
3.
|
Juara I Pukul Air
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2010
|
|
4.
|
Juara I Estafet Air
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2010
|
|
5.
|
Juara I Marawis
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2011
|
|
6.
|
Juara I Bola Voly
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2011
|
|
7.
|
Juara III Jalan Santai
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2012
|
|
8.
|
Juara I Marawis
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2012
|
|
9.
|
Juara PKM-P
|
Universitas
Muhammadiyah
|
2014
|
|
10.
|
Juara II Bidang
Fisika ON-MIPA
|
Universitas
Muhammadiyah
|
2015
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak, 20 Maret 2015
Pengusul,
(Isti’anah)
NIM.
131620523
2.
Biodata anggota 1
A.
Identitas diri
|
1
|
Nama legkap
|
Nur Hafidzah
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program Studi
|
Kesehatan Masyarakat
|
|
4
|
NIM
|
131510589
|
|
5
|
TempatdanTanggal
Lahir
|
Tanjung Merpati,12 Mei 1995
|
|
6
|
E-mail
|
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
089694200573
|
B.
RiwayatPendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
SDN 09 Tanjung Merpati
|
SMPN 01 Kembayan
|
SMAN 01 Kembayan
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
TahunMasuk-Lulus
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah)
|
No.
|
Nama
Pertemuan Ilmiah/Seminar
|
Jurnal
Artikel Ilmiah
|
Waktu
dan Tempat
|
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D.
Penghargaan dalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis
Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
|
1.
|
Juara I LKBB
|
Tingkat Kecamatan
Kembayan
|
2006
|
|
2.
|
Juara II Lomba Cerdas
Cermat
|
SMPN 01 KEMBAYAN
|
2009
|
|
3.
|
Juara III Lomba
Pidato
|
Tingkat Desa Tanjung Merpati
|
2011
|
|
4.
|
Juara II Lomba Cerdas
Cermat
|
SMAN 01 KEMBAYAN
|
2012
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak,
15 Januari 2015
Pengusul,
(Nur
Hafidzah)
NIM. 131510589
3.
Biodata anggota 2
A. Identitas
diri
|
1
|
Nama legkap
|
Ida Noviati
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program
Studi
|
Pendidikan Biologi
|
|
4
|
NIM
|
131630249
|
|
5
|
TempatdanTanggal
Lahir
|
Olak-olak Kubu, 10 November 1993
|
|
6
|
E-mail
|
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
08565059441
|
B.
RiwayatPendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
SDN 10 Pontianak
|
SMPN 20 Pontianak
|
SMAN 5 Pontianak
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
TahunMasuk-Lulus
|
2000-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah
|
No.
|
Nama
Pertemuan ilmiah/seminar
|
Jurnal
Artikel Ilmiah
|
Tahun
|
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D.
Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi
Penghargaan
|
Tahun
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak,
19 Maret 2015
Pengusul,
(Ida
Noviati)
NIM. 131630249 USULAN PROGRAM
KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
NEBULA EKSTRAK AQUADES DAUN
BUAS-BUAS ( Premna serratifolia)
SEBAGAI PENURUN HIPERTENSI
BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA GAGASAN TERTULIS
(PKM-GT)
Diusulkan oleh :
Isti’anah
131620523 Angkatan 2013
Ida Noviati 131630249
Angkatan 2013
Nur Hafidzah 131510589 Angkatan
2013
Elsa Mayora Sari
141620658 Angkatan 2014
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
20
|
|
|
|
|
1
|
Judul Kegiatan
|
:
|
Nebula Ekstrak Aquades Daun Buas-buas (Premna Serratifolia) Sebagai Penurun
Hipertensi
|
|
2
|
Bidang Kegiatan
|
:
|
PKM-GT
|
|
3
|
Ketua Pelaksana Kegiatan
|
|
|
|
|
a. Nama Lengkap
|
:
|
Isti’anah
|
|
|
b. NIM
|
:
|
131620523
|
|
|
c. Jurusan
|
:
|
Pendidikan Kimia
|
|
|
d. Universitas/Institut/Politeknik
|
:
|
Muhammadiyah Pontianak
|
|
|
e. Alamat Rumah dan No. Tel./HP
|
:
|
Jl. Adi Sucipto,Gg. Asr. Gatot
Subroto II, Blok G No.133
(085388993954)
|
|
|
f. Alamat email
|
|
|
|
4
|
Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis
|
:
|
3 Orang
|
|
5
|
Dosen Pendamping
|
|
|
|
|
a. Nama Lengkap dan Gelar
|
:
|
Dini
Hadiarti.MSc
|
|
|
b. NIDN
|
:
|
1120058602
|
|
|
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
|
:
|
Jln.
A.Yani No 111 Gg Padaherang No 11 Pontianak/085575226411
|
Pontianak, 19 September 2014
|
Menyetujui,
Ketua
Program Studi ,
(Dini
Hadiarti, S.Si, M.Sc)
NIDN
1120058602
|
Ketua Pelaksana
Kegiatan,
( Isti’anah)
NIM. 131620523
|
|
Wakil Rektor
Bidang Kemahasiswaan,
(Ir. Rachimi, M.Si.)
NIDN. 0029046802
|
Dosen Pendamping,
(Dini Hadiarti,S.Si, M.Sc)
NIDN. 1120058602
|
|
|
|
|
|
|
Halaman
|
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
|
|
HALAMAN
PENGESAHAN ..............................................................................ii
|
|
DAFTAR
ISI .......................................................................................................iii
|
|
RINGKASAN
.....................................................................................................
iv
|
|
BAGIAN
INTI ......................................................................................................1
|
|
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................3
|
|
BAB 2. GAGASAN
..............................................................................................7
|
|
BAB 3. KESIMPULAN
.......................................................................................9
|
|
BAB 4. DAFTAR PUSTAKA ............................................................................10
|
|
BAB 5. DAFTAR LAMPIRAN
.........................................................................12
|
|
Lampiran 1.
Biodata Ketua, Anggota dan DosenPembimbing ...........................12
|
|
Lampiran 2.
Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas ........... 22
|
|
Lampiran 3 Surat Pernyataan Ketua Tim
..........................................................26
|
RINGKASAN
Hipertensi
atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah
meningkat dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan distoliknya
diatas 90 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi perdarahan otak, gagal
jantung, gagal ginjal, dan kebutaan karena pecahnya pembuluh darah. Disebut
dengan “The Silen Killer” atau
pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak menampakkan
gejala. Penggunaan obat hipertensi modern dapat menimbulkan efek samping, oleh
karena itu, obat tradisional biasa menjadi pilihan, salah satunya mentimun.
Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan sebagai alternatif
pengobatan hipertensi adalah daun buas-buas (Premna serratifolia). Tujuan untuk mengetahui ekstraks aquades daun
buas-buas (Premna serratifolia) terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan rancangan penelitian eksperimen. Kriteria subjek adalah
penderita hipertensi, berusia > 20 tahun, tidak menderita penyakit
penyerta/komplikasi, tidak merokok, tidak menjalani terpi diet, tidak menjalani
latihan fisik, tidak melakukan terapi akupuntur, tidak menjalani relaksasi
progresif, bersedia menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa baik tekanan darah sistole maupun diastole terjadi penurunan secara
bermakna setelah diberikan nebula ekstrak aquades daun buas-buas (Premna
serratifolia). Rata-rata penurunan
tekanan sistolik 20,32 mmHg dan Diastolik 7,09 mmHg. Hasil Uji statistik
didapatkan p value < 0.05 disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian nebula
ekstrak aquades daun buas-buas (Premna
serratifolia) terhadap penurunan
tekanan darah.
Kata kunci : daun buas-buas, nebula
penurun hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Menurut data WHO, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi, angka ini
kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di Negara maju dan 639 sisanya berada di Negara
sedang berkembang, termasuk Indonesia (Ana, 2007). Berdasarkan penyebabnya, hipertensi
dibagi dua golongan yaitu hipertensi esensial yang tidak diketahui penyebabnya
(idiopatik) dan hipertensi sekunder yang diketahui penyebabnya seperti gangguan
ginjal, gangguan hormon, dan sebagainya. Jumlah penderita hipertensi esensial
sebesar 90-95%, sedangkan jumlah penderita hipertensi sekunder sebesar 5-10%.
Pengobatan
hipertensi biasanya ditujukan untuk mencegah
mortalitas akibat hipertensi. Pilihan obat bagi masing-masing penderita
hipertensi bergantung pada efek samping metabolik dan subjektif yang
ditimbulkan, adanya penyakit lain yang mungkin diperbaiki atau diperburuk untuk
antihipertensi yang dipilih, adanya pemberian obat lain yang mungkin
berinteraksi dengan antihipertensi yang diberikan ( Ikawati, dkk, 2008).
Keputusan
penggunaan obat selalu mengandung pertimbangan manfaat dan risiko. Keamanan
pemakaian obat antihipertensi perlu diperhatikan. Meminimalkan risiko
pengobatan dengan meminimalkan masalah ketidakamanan pemberian obat. Tujuannya
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan risiko minimal. Mekanisme
pengamanannya berupa pemantauan efektifitas dan efek samping obat (Ikawati dkk,
2008). Efektivitas dan efek samping dari obat Hidroklortiazid, Kaptopril dan
Amlodipin terhadap penurunan tekanan darah pada pasien Hipertensi.
Dari
60 pasien yang diberikan pengobatan dengan Kaptopril, 10 orang (16.7%)
mengalami efek samping dan 50 (83.3%) orang tidak mengalami efek samping. Batuk
kering merupakan efek samping yang paling sering terjadi. Efek samping lain
dapat berupa rash, eugesia(gangguan pengecapan), edema angioneurotik, hipotensi
simtomatik, gagal ginjal akut, dan proteinuria
(Ganiswarna,1995). Penelitian yang dilakukan oleh Ikawati dkk, (2008),
menunjukkan persentase munculnya efek samping pemakaian kaptopril sebesar
43,2%. Sedangkan hasil penelitian oleh Prasetio dan Chrisandyani (2009) efek
samping kaptopril sebanyak 8,9%. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase
kejadian efek samping akibat pemakaian Kaptopril sebesar 10 kejadian (16.7%)
dari 60 orang yang mendapatkan Kaptopril. Dari 102 pasien yang diberikan
pengobatan Amlodipin, 27 orang (26.5%) mengalami efek samping dan 75
orang(73.5%) tidak mengalami efek samping. Efek samping yang sering terjadi
akibat pemakaian Amlodipin adalah : edema, sakit kepala, flushing, takikardia/palpitasi,
dispepsia, dizziness, nausea (Pessina,1997). Penelitian yang dilakukan oleh
Prasetio dkk (2009) mendapatkan bahwa terdapat 11,9% angka kejadian efek
samping pemakaian amlodipin. Hasil penelitian ini menunjukkan persentase
kejadian efek samping akibat pemakaian Amlodipin sebesar 27 kejadian (26.5%)
dari 102 orang yang mendapatkan Amlodipin.
Masyarakat telah menggunakan solusi yang mengenai daun buas-buas
yang banyak kandungannya serta khasiatnya. Masyarakat juga mempercayai bahwa
daun buas-buas merupakan sejenis tanaman yang sukar ditemui kecuali tumbuh di
kampung-kampung atau di tanam dengan segelintir oleh masyarakat yang telah
mengetahui khasiatnya. Pemanfaatan daun buas-buas ini sebagai pengobatan
tradisional yang secara alami yang dapat digunakan untuk melancarkan ASI ibu,
mengobati masuk angin, membantu proses pembekuan darah, mengatasi masalah
cacingan pada anak, meningkatkan selera makan, mengawetkan beberapa makanan
lauk-pauk dan sebagai ulam maupun masakan-masakan seperti sayur, urap, lalapan
dan sebagainya. Sejak akhir-akhir ini daun buas-buas semakin popular
terutamanya di kalangan pengindap penyakit SARS dan jenis penyakit akut yang
datang tak menentu seperti H1N1. Daun buas-buas turut dicari oleh orang awam
yang menyadari khasiat yang terkandung didalamnya (Zainura,2012).
1.2 TUJUAN
Berdasarkan
gagasan tertulis yang dibuat, tujuan dari penulisan ini adalah
a)
Untuk mendapatkan kemampuan
aktivitas formulasi
nebula ekstrak daun buas-buas(Premna serratifolia)
untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
b) Mempelajari adanya pengaruh
nebula ekstrak daun buas-buas (Premna
serratifolia) untuk menurunkan tekanan darah tinggi
(hipertensi).
1.3
MANFAAT
a) Bagi
mahasiswa sebagai penerapan ide penelitian tanaman obat.
b) Bagi
masyarakat sebagai informasi obat tradisional ekonomis yang dapat menurunkan
tekanan darah tinggi (hipertensi).
c) Bagi
pemerintah sebagai referensi obat tradisional sehingga dapat di kembangkan
penelitian lebih lanjut tentang penerapan di masyarakat.
BAB II
GAGASAN
2.1
Patogenesis
Penyakit Hipertensi
Mekanisme
yang mengontrol konnstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan
konstriksi pembuluh darah. Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Corwin, J.
Elizabeth. 2000 ).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi ( Corwin, J. Elizabeth. 2000).
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi ( Corwin, J. Elizabeth. 2000).
Untuk pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
Sembilan
puluh lima persen penderita hipertensi tidak diketahui penyebabnya yang dikenal
dengan hipertensi essensial atau hipertensi primer, dan sisanya (5%) adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain yang dikenal dengan hipertensi
sekunder. Penyakit hipertensi adalah hasil interaksi dari faktor genetik dan
faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan faktor yang tidak dapat diubah
selain beberapa faktor lainnya seperti umur dan jenis kelamin. Sementara itu
faktor lingkungan yang berperan dalam patofisiologi hipertensi adalah asupan
garam, stress, obesitas, dan lain-lain.
Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, permasalahan penderita hipertensi dalam
penyembuhan, mereka mengkomsumsi obat anti-hipertensi secara terus-menerus seperti
angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor, angiotensin-receptor
blocker (ARB), α-blocker, calcium channel blocker (CCB), dan
diuretik tiazid, akan mengurangi komplikasi akibat hipertensi. Oleh karena itu
pengembangan obat herbal yang potensial untuk penanganan hipertensi dapat
menjadi alternative solusi. Sejak itulah banyak peneliti untuk membuat obat herbal
dan ramuan dari daun-daunan pada tanaman yang digunakan untuk mengatasi tekanan
darah tinggi. Obat herbal yang ditemukan oleh peneliti tersebut yaitu daun
buas-buas, air rebusan sledri, jus
mentimun, olive atau biji zaitun, dan
lainnya.
2.2 Daun Buas-buas (Premna Serratifolia) Secara Umum dan Kegunaannya Dalam Kesehatan
Tanaman
buas-buas ditemukan oleh Christian, pada tahun 1899 M dengan nama latin Premna integrifolia, Premna Obtosifolia (Tuhke
en pohnpei, 1992 M), Premna serratifolia
(sra in ain kosrae 1993 M), Premna
gaudichaudii (Rehg and sohl, 1979 M). Tanaman buas-buas dikenal dengan
sebutan bebuas, beruas, buas-buas, ambong-ambong laut, pecah
piring, singkil, atau limau pantai atau nama saintifiknya Premna
Sp. Biasanya
dijajakan di pasar tani sebagai sayur ulam. Pokok bebuas ini mempunyai khasiat tersendiri kepada kesehatan. Air rebusan dan pucuk herba bebuas dipercayai oleh masyarakat Melayu
sebagai penyembuhan masalah pening kepala. Pucuk daun
buas-buas yang mentah
kadang-kadang masyarakat terutama bagi ibu-ibu rumah tangga membuatnya dengan
cara dicelur atau direbus maupun dimakan bersama sambal belacan, budu, cencaluk, atau pencecah yang lain.
Rasanya manis-manis pedas dan sedikit pahit serta rangup dan berbau. Pokok herba ini merujuk kepada
tumbuhan renek berbatang lembut. Dengan kebiasaannya pokok herba ini mempunyai batang yang lembut dan berair. Pokok-pokok herba telah lama
digunakan oleh orang-orang
Melayu dan Cina sebagai bahan ubat atau
penguat tenaga (Sumarti, 2013).
Daun pokok buas-buas berwarna hijau
muda ini tumbuh dengan tangkai berhadapan. Daunnya tunggal, lebar, bertepi
rata. Hujung daun meruncing tajam. Pokoknya tumbuh tinggi menegak yang memiliki
bunga warna putih, bentuk lonceng. Bunganya berbau terasa kuat dan menusuk
hidung yang dipercayai oleh masyarakat mempunyai nilai khasiat perobatan. Pokok
muda berbatang coklat manakala yang batangnya sudah tua berwarna kelabu. Daun
sedap ini dibuat ulam karena rasa pucuknya manis. Menurut orang cina yang
mengetahui khasiatnya, daun pokok ini berkhasiat mencegah atau melawan penyakit
yang disebarkan virus yang terawang di udara yaitu seperti penyakit SARS.
Pucuknya boleh dijadikan ulaman harian. Dipercaya masyarakat dapat merawat badan
berangin dan sesuai digunakan oleh
perempuan dalam berpantang. Menurut
pengamalnya, dengan memakan ulam pucuk daun buas-buas akan mampu mencegah
penyakit terjangkit. Pengamalnya jarang mendapat demam selama mengkomsumsinya atau
batuk-batuk meskipun telah panjat usia. Selain itu, daun buas-buas mungkin
boleh mencegah kencing manis, darah tinggi
dan batu sebagainya kerana pengamalnya tidak mendapat penyakit ini
(Dzulkarnain, 1996).
Klasifikasi Daun
Buas-buas Klasifikasi daun buas-buas
adalah sebagai berikut (Anonim, 2015) :
|
Kingdom
|
:
|
Platae
|
|
Divisi
|
:
|
|
|
Kelas
|
:
|
|
|
Order
|
:
|
|
|
Famili
|
:
|
|
|
Genus
|
:
|
Premna
|
|
Spesies
|
:
|
Premna Serrafotolia
|
2.3 Potensi Apigenin
yang Bersumber dari Ekstraksi Daun
Buas-buas (Premna Serratifolia) di
Indonesia
Apigenin
adalah suatu zat aktif yang ditemukan sangat
berlimpah pada daun buas-buas. Apigenin sendiri berasal dari proses
ekstraksi daun buas-buas yang banyak ditemukan di Indonesia. Penggunaan apigenin
dinilai sangat mudah diterapkan di Indonesia mengingat Indonesia merupakan
salah satu Negara yang menghasilkan tanaman obat-obatan tersebar pada setiap daerah
di Indonesia, walaupun biasanya keberadaan tanaman ini masyarakat lainnya belum
mengetahui manfaat daun buas-buas dengan baik. Pemanfaatan tanaman ini dapat
menghasilkan pendapatan baru untuk perkembangan dunia kesehatan khususnya dalam
bidang herbal medicine. Nama lain dari apigenin adalah apigenine;
apigenol; chamomile; C.I. natural yellow 1;2-(p-hydroxyphenyl)-5,7dihydroxy-chromone;
spigenin; 4',5,7trihydroxyflavone termasuk dalam kelas flavon dari flavonoid. Sejumlah
penelitian menyebutkan bahwa apigenin mempunyai pengaruh antioksidan
yang kuat (Brith, D.F 1997). Peran apigenin dalam dunia kesehatan saat
ini terbilang sangat potensial dan menjanjikan. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh ching chow cen, apigenin yang terdapat di dalam mempunyai kemampuan
mengurangi insiden penyakit hipertensi (Ching Chow Chen, 2004). Selain itu, apigenin merupakan suatu flavon yang potensial
untuk diterapkan dalam dunia kesehatan khsususnya sebagai agen kuratif dan
preventif pada penyakit penyakit hipertensi.
2.4 Cara Ekstraksi dari Daun Buas-buas (Premna Serratifolia)
Infundasi
adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90° C selama 15
menit. Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan – bahan
nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah
tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang diperoleh dengan cara
ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Cara
ini sangat sederhana dan sering digunakan oleh perusahaan obat tradisional.
Dengan beberapa modifikasi cara ini sering digunakan unuk membuat ekstrak. Infus
dibuat dengan cara : Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga empat kali bobot bahan, dan untuk karagen 10 kali bobot
bahan. Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu
900 –980 C.
Umumnya
untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Hal ini disebabkan karena
kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6
bagian. disesuaikan dengan cara penggunaanya dalam pengobatan, misalnya daun
kumis kucing, sekali minum infus 100 cc, karena itu di
ambil 1/2 Bagian. Berlendir, misalnya karagen digunakan
1 1/2 bagian. Daya kerjanya keras, misalnya digitalis
digunakan 1/2 bagian.
Untuk
memindahkan penyarian kadang – kadag perlu ditambahkan bahan kimia misalnya
Asam Sitrat untuk infus kina, Kalium atau Natrium karbonat untuk infus
kelembak. Penyarian dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang
mengandung bahan yang mudah menguap.
2.5
Ekstrak Aquades Daun Buas-buas (Premna
Serratifolia) dalam Mekanisme Kerjanya
sebagai Formulasi Nebula Untuk Menurunkan Hipertensi
Ekstraksi daun buas-buas (Premna Serratifolia) menghasilkan zat aktif
apigenin yang sangat melimpah. Kandungan apigenin dalam ekstraksi
daun buas-buas (Premna Serratifolia) memliki peranan sebagai
berikut:
1.
Peran dalam ekstrak daun buas-buas (Premna Serratifolia) sebagai flavonoid
Flavonoids dikenal sebagai
salah satu substansi antioksidan yang berkekuatan sangat kuat hingga dapat
menghilangkan efek merusak yang terjadi pada oksigen dalam tubuh manusia.
Menurut penelitian Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa
fenolik yang banyak merupakan pigmen tumbuhan. Senyawa ini terdiri dari lebih
dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam kandungan
tumbuhan.Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbeda masuk ke dalam golongan
flavonoid.
Manfaat flavonoid
antara lain adalah untuk melindungi struktur sel, memiliki hubungan sinergis
dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi, mencegah
keropos tulang, dan sebagai antibiotik.
Fungsi flavonoid
sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan, termasuk untuk virus HIV (AIDS)
dan virus herpes. Selain itu, flavonoid juga dilaporkan berperan dalam
pencegahan dan pengobatan beberapa penyakit lain seperti asma, katarak,
diabetes, encok/rematik, hipertensi, migren, wasir, dan periodontitis (radang
jaringan ikat penyangga akar gigi).
Selain itu flavonoid juga berfungsi
sebagai :
• melindungi struktur sel dalam tubuh
• meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh
• sebagai obat anti inflamasi
• mencegah pengeroposan tulang
• sebagai antibiotik
• sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak diketahui dan dipublikasikan
• mengahambat pertumbuhan kolesterol jahat LDL dalam darah
• mencegah terjadinya atherosklerosis, suatu keadaan di mana dinding arteri menjadi lebih tebal
• membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
• melindungi struktur sel dalam tubuh
• meningkatkan penyerapan dan penggunaan vitamin C dalam tubuh
• sebagai obat anti inflamasi
• mencegah pengeroposan tulang
• sebagai antibiotik
• sebagai antivirus, bahkan fungsinya sebagai antivirus HIV/AIDS telah banyak diketahui dan dipublikasikan
• mengahambat pertumbuhan kolesterol jahat LDL dalam darah
• mencegah terjadinya atherosklerosis, suatu keadaan di mana dinding arteri menjadi lebih tebal
• membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
.
2.
Proses dan peran dalam ekstrak daun buas-buas (Premna serratifolia) sebagai agen nebula
1.
Proses pembuatan obat semprot (nebula) ini relative
mudah yaitu daun buas-buas terlebih dahulu dicuci, dikeringkan pada suhu kamar,
dihaluskan dengan Blennder, diambil
ekstraknya, dan yang terakhir ditambahkan bahan campuran. Bahan yang
digunakanpun mudah di dapat, mulai dari Daun Buas-buas dan pelarut aquades.
Hasil penelitian daun buas-buas sebagai nebula yang telah di kembangkan menjadi
obat semprot anti hipertensi ini kami namakan ‘BYE-BYE Hipertensi” dan
kelanjutannya akan dilakukan pendampingan pembuatan produk di Pontianak.
Harapannya terbentuknya sebuah rintisan Kelompok Usaha Masyarakat sebagai upaya
dalam peningkatan kesehatan masyarakat. kemas dalam kapsul
BAB III
KESIMPULAN
Seseorang dikatakan terkena hipertensi mempunyai tekanan darah sistolik
≥140mmHg dan tekanan darah diastoltik ≥90mmHg. Penyakit in adalah penyakit yang
berbahaya karena merupakan salah satu faktor resiko terjadinya stroke. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2,
yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang tidak
diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal, penyakit endokrin
atau karena penyakit koartasio aorta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko kejadian hipertensi di
masyarakat adalah riwayat keluarga, perilaku merokok, aktivitas fisik, dan
konsumsi garam. Adapun untuk variabel konsumsi kopi merupakan faktor risiko
yang tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi karena secara hasil yang
didapatkan tidak bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
Nuryanto, Muzakar. 2012. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri
Terhadap
Penurunan
Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Pembangunan Manusia. Volume 6: No.1.
Gusmira, Sefni. 2012. Evaluasi Penggunaan Antihipertensi
Konvensional Dan
Kombinasi Konvensional-Bahan Alam
Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Wilayah Depok.
Makara, Kesehatan, VOL.
16: NO. 2.
Jannah Mifthahul, Delmi Sulastri, Yuniar Lestari. 2013. Perbedaan
Asupan Natrium Dan Kalium Pada Penderita Hipertensi Dan Normotensi Masyarakat
Etnik Minangkabau di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Volume 2:
No. 3.
Dwipayanti, P.I. 2011. Efektivitas
Buah Belimbing Terhadap Perununan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Sumolepen Keluruhan Balongsari Kota Mojokerto. Jurnal Keperawatan. Volume 01 :
Nomor 01.
Kurniati, R. I. 2013. Uji Aktivitas
Antioksidan Fraksi Etanol Daun Buas-buas (Premna serratifolia) Dengan
Metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) : Naskah Publikasi.
WHO (2012). Health education : concept, effective strategic and core competence.
Estearn Mediteranian.
Susalit, E. dkk 2013. Efektivitas ekstrak daun
zaitun (olive,olea europaea) dibandingkan dengan captropril dalam menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi derajat 1. Jurnal kesehatan. Volume 26:
nomer 2
Herlinah, L. dkk. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku
Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1:
No. 2.
Bruner
dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC
Corwin,
J Elizabeth. 2000. Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Lampiran
1Biodata
Ketua, Anggota
dan DosenPembimbing
1.
Biodata ketua Pelaksana
A.
Identitas diri
|
1
|
Nama legkap
|
Isti’anah
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program
Studi
|
Pendidikan Kimia
|
|
4
|
NIM
|
131620523
|
|
5
|
Tempat dan Tanggal
Lahir
|
Grobogan, 05 Oktober 1993
|
|
6
|
E-mail
|
Istiana425@yahoo.com
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
085388993954
|
B.
Riwayat Pendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
MI HABIBIYAH TAMBAKSELO
|
SMP PGRI KUWU
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH TAM
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
Tahun Masuk-Lulus
|
2000-2006
|
2006-2009
|
2009-2012
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah(Oral
Presentation)
|
No.
|
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
|
Judul Artikel
Ilmiah
|
Waktu dan
Tempat
|
|
1.
|
Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah
|
Cara Baru Memahami Ilmu Kimia Serta Peranannya Untuk
Menguatkan Bidang-bidang Terapan
|
2 Maret 2014 di Gedung Derokteriat UNTAN
|
|
2.
|
Kuliah Umum Kerja Sama dengan Negara Qatar
|
Perkembangan Indonesia Atas Kerja Sama Dengan
Qatar
|
5 September 2014 di Gedung Seminar Universitas
Muhammadiyah Pontianak
|
|
3.
|
Launching Buku dan Mega Training
|
“Be Learning Plus”Agar Kuliah Tak Sekedar Status
|
28 September 2014 di Gedung Sport Center IAIN
Pontianak
|
|
4.
|
Seminar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
|
“Tingkatkan Kreativitasmu, Tulis Idemu dan Jadilah
Pemenangnya”
|
21 Februari 2015 di Gedung Aula Universitas
Muhammadiyah Pontianak
|
D.
Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi
Penghargaan
|
Tahun
|
|
1.
|
Juara I Cerdas Cermat
Agama
|
SMP PGRI KUWU
|
2007
|
|
2.
|
Juara I Pukul Air
|
SMP PGRI KUWU
|
2009
|
|
3.
|
Juara I Pukul Air
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2010
|
|
4.
|
Juara I Estafet Air
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2010
|
|
5.
|
Juara I Marawis
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2011
|
|
6.
|
Juara I Bola Voly
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2011
|
|
7.
|
Juara III Jalan Santai
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2012
|
|
8.
|
Juara I Marawis
|
SMA MIFTAHUS SA’ADAH
|
2012
|
|
9.
|
Juara PKM-P
|
Universitas
Muhammadiyah
|
2014
|
|
10.
|
Juara II Bidang
Fisika ON-MIPA
|
Universitas
Muhammadiyah
|
2015
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan
kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak, 20 Maret 2015
Pengusul,
(Isti’anah)
NIM.
131620523
2.
Biodata anggota 1
A.
Identitas diri
|
1
|
Nama legkap
|
Nur Hafidzah
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program Studi
|
Kesehatan Masyarakat
|
|
4
|
NIM
|
131510589
|
|
5
|
TempatdanTanggal
Lahir
|
Tanjung Merpati,12 Mei 1995
|
|
6
|
E-mail
|
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
089694200573
|
B.
RiwayatPendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
SDN 09 Tanjung Merpati
|
SMPN 01 Kembayan
|
SMAN 01 Kembayan
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
TahunMasuk-Lulus
|
2001-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah)
|
No.
|
Nama
Pertemuan Ilmiah/Seminar
|
Jurnal
Artikel Ilmiah
|
Waktu
dan Tempat
|
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D.
Penghargaan dalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi atau
institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis
Penghargaan
|
Institusi Pemberi Penghargaan
|
Tahun
|
|
1.
|
Juara I LKBB
|
Tingkat Kecamatan
Kembayan
|
2006
|
|
2.
|
Juara II Lomba Cerdas
Cermat
|
SMPN 01 KEMBAYAN
|
2009
|
|
3.
|
Juara III Lomba
Pidato
|
Tingkat Desa Tanjung Merpati
|
2011
|
|
4.
|
Juara II Lomba Cerdas
Cermat
|
SMAN 01 KEMBAYAN
|
2012
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak,
15 Januari 2015
Pengusul,
(Nur
Hafidzah)
NIM. 131510589
3.
Biodata anggota 2
A. Identitas
diri
|
1
|
Nama legkap
|
Ida Noviati
|
|
2
|
JenisKelamin L/P
|
Perempuan
|
|
3
|
Program
Studi
|
Pendidikan Biologi
|
|
4
|
NIM
|
131630249
|
|
5
|
TempatdanTanggal
Lahir
|
Olak-olak Kubu, 10 November 1993
|
|
6
|
E-mail
|
|
|
7
|
NomorTelepon/HP
|
08565059441
|
B.
RiwayatPendidikan
|
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
|
NamaInstitusi
|
SDN 10 Pontianak
|
SMPN 20 Pontianak
|
SMAN 5 Pontianak
|
|
Jurusan
|
UMUM
|
UMUM
|
IPA
|
|
TahunMasuk-Lulus
|
2000-2007
|
2007-2010
|
2010-2013
|
C.
Pemakalah Seminar Ilmiah
|
No.
|
Nama
Pertemuan ilmiah/seminar
|
Jurnal
Artikel Ilmiah
|
Tahun
|
|
1.
|
-
|
-
|
-
|
|
2.
|
-
|
-
|
-
|
D.
Penghargaandalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah,
asosiasi atau institusi lainnya)
|
No.
|
Jenis Penghargaan
|
Institusi Pemberi
Penghargaan
|
Tahun
|
|
1
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
-
|
-
|
-
|
Semua
data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk
memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-GT
Pontianak,
19 Maret 2015
Pengusul,
(Ida
Noviati)
NIM. 131630249
